Gambaran remaja sekarang
Gambaran remaja sekarang
Para remaja muda-mudi kita adalah warisan kita bagi masa depan. Mereka adalah aset yang berharga agar agama Islam tetap dihayati dan dipraktikkan oleh masyarakat Islam di masa yang akan datang. Mereka adalah harapan masyarakat dan negara. Maka adalah penting bagi kita memastikan agar mereka bersedia untuk membawa panji perjuangan kita di masa yang akan datang. Mereka mesti menjadi orang-orang yang bisa diharapkan, bukan saja untuk membina masyarakat dan negara yang maju, tetapi yang lebih penting adalah agar Islam akan terus menjadi panduan masyarakat.
Alhamdulillaah, sekarang sudah banyak contoh-contoh yang baik yang bisa kita ambil sebagai teladan. Kita mempunyai golongan muda-mudi Islam yang bisa menjadi kebanggaan dan harapan masyarakat. Dan sekarang kita melihat semakin ramai anak muda kita yang mempunyai kesadaran dan penghayatan terhadap agama Islam. Mereka ingin mempraktikkan Agama Islam dalam semua aspek kehidupan mereka. Ini harus dibanggakan dan disebarluaskan agar lebih semarak remaja dan golongan muda menjadikan Islam sebagai kehidupan mereka.
Akan tetapi masih banyak di kalangan remaja kita yang terbawa budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai murni Islam. Sebagai contoh, setiap tahun lebih dari 100 pasangan Islam mendaftarkan diri untuk menikah dengan calon istri yang sudah hamil. Sebagian besar di antara mereka akan melahirkan anak diluar nikah sementara sebagian kecil menggugurkan kandungan mereka. Adakah ini yang kita inginkan dalam masyarakat Islam kita? Adakah ini yang dikatakan sebagai khairul ummah atau sebaik-baik umat?
Semakin banyak remaja kita yang tanpa segan dan malu membuka aurat mereka. Malah ada yang lebih berani lagi. Mereka berdua-duaan dan berkelakuan tidak senonoh di tempat umum. Ini bertentangan dengan ajaran Islam. Pertanyaannya, mengapa mereka melakukan hal yang demikian?
Banyak faktor yang berperan. Tetapi yang paling terlihat adalah faktor pendoktrinan
terhadap budaya-budaya asing (Ghazwul Fikr). Kalau zaman dahulu ada televisi. Sekarang ini kita menghadapi pula teknologi internet dan televisi kabel yang mana segala bentuk informasi dapat diraih hanya dengan menekan tombol remote saja.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa internet dan televisi kabel membawa kebaikan. Dengannya kita lebih tahu perkembangan dunia dan ilmu-ilmu sains terkini. Masyarakat kita tidak lagi seperti katak di bawah tempurung. Berbagai manfaat yang dapat kita peroleh.
Akan tetapi internet dan televisi kabel juga membawa unsur-unsur yang bertentangan dengan nilai Islam. Dan jika kita tidak dibentengi dan diperkuat dengan agama, maka kita juga bisa terpedaya dengan unsur-unsur negatif tersebut. Setiap kali kita menonton film barat, akan dipaparkan adegan-adegan yang tidak sesuai dengan Islam. Setiap kali kita menonton televisi kita akan mendengar perkataan-perkataan jorok. Setiap kali kita menonton televisi kita akan disajikan dengan gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Bayangkanlah! Seorang remaja yang masih memerlukan bimbingan dalam kehidupan mereka, disajikan
setiap hari dengan budya hidup yang bertentangan dengan Islam, tidakkah ia akan mudah terpengaruh?
Di internet pula, halaman porno dengan mudah dilihat. Kalau ini menjadi menu harian kepada anak-anak Islam kita semasa mereka sedang ABG, maka tidak heran akhirnya
nilai-nilai Islam menjadi asing bagi mereka. Dalam kondisi semacam ini, siapakah yang harus disalahkan?
Setiap orang tua bertanggung-jawab mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai Islam. Anak-anak adalah amanah Allah. Dan Allah akan minta pertanggungjawaban kita di akhirat kelak mengenai pendidikan terhadap anak-anak kita tersebut. Berapa banyak orang tua yang akan diseret ke neraka atas perbuatan anak-anak mereka?!
Kita tidak boleh menyalahkan televisi kabel atau internet atas keruntuhan akhlak para
remaja dan pemuda zaman sekarang ini. Sebaliknya kita perlu merenung kembali. Adakah kita sudah memainkan peranan yang secukupnya sebagai seorang Ayah atau ibu dan atau
sebagai seorang abang atau kakak? Adakah kita sudah memainkan peranan dalam mendidik dan menanamkan keimanan dalam jiwa anak-anak muslim kita sehingga mereka tidak mudah terperdaya? Sudahkan anak-anak kita diberi pengajaran Islam yang secukupnya untuk
mereka menghadapi dunia sekarang yang penuh godaan ini.
Anak-anak semula memandang orang tua mereka sebagai panduan hidup mereka. Sekiranya orang tua tidak memberikan contoh yang baik, sekiranya orang tua sendiri terpengaruh dengan unsur-unsur negatif Barat, maka tidak heranlah jika anak-anak mereka juga berkelakukan demikian. Seperti kata pepatah : Ayah Kencing Berdiri, anak Kencing berlari.
Akan tetapi kalau orang tua menunjukkan contoh yang baik terhadap anak-anak mereka, menjadikan keluarga mereka sebagai keluarga Islami, yang menerapkan nilai-nilai Islam dalam keluarga mereka, maka percayalah, anak-anak mereka juga akan menjadikan Islam sebagai panduan kehidupan mereka.
Melalui tulisan kali ini, saya ingin menyeru kepada para remaja dan pemuda kita, agar menyadari bahwa mereka adalah harapan keluarga dan negara. Jika mereka menjalankan tanggung-jawab sebagai Pemuda Islam yang dinamis, maka masyarakat kita dan negara akan menjadi lebih maju lagi. Akan tetapi jika mereka lebih mementingkan keseronokan dan
hiburan sehingga lalai dari tanggung-jawab, maka masyarakat dan negara kita akan menjadi lemah.
-Andri Nuari R-
0 komentar: